Pagi ini ada bacaan menarik tentang koperasi. Dalam Islam semua hal sudah ada tuntunannya, ada yang wajib, sunah, mubah, makruh dan haram. Termasuk didalamnya dalam ber-koperasi. Jaman Nabi Muhammad SAW tidak ada koperasi, namun prinsip-prinsipnya sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW. Berikut copas dari
http://www.pcnubalikpapan.or.id, semoga bermanfaat.

JOMBANG - Ada dua prinsip dasar yang harus dijalankan dalam mengelola sebuah lembaga keuangan (koperasi) agar bisa berhasil. Pertama, pengelola koperasi harus siddiq dan amanah; Kedua, sistem pengelolaannya harus tabligh dan fathonah.
Yang
pertama menuntut kejujuran dan tanggungjawab manusia sebagai pengelola,
dan yang kedua menuntut sistem pengelolaannya dilakukan secara
transparan (tabligh) dan profesional (fathonah).
Dua
prinsip tersebut, bukanlah sesuatu yang baru di lingkungan pesantren.
Karena dua prinsip yang diringkas dari empat sifat-sifat Nabi Muhammad
SAW tersebut, diajarkan di pesantren sejak seorang santri pertama kali
belajar ilmu-ilmu dasar keislaman, dan hampir semua santri hafal
sifat-sifat Nabi tersebut
Hal itu disampaikan KH Mahmud Ali Zain,
Ketua Pengurus BMT (Koperasi) Sidogiri Pasuruan, dalam kegiatan
Sarasehan Pengembangan Ekonomi Pesantren yang dilaksanakan oleh Ikatan
Alumni Bahrul Ulum (IKABU) Tambakberas Jombang, pada Rabu (19/05).
Kegiatan
yang dadakan di Aula Yayasan Pesantren Bahrul Ulum tersebut dihadiri
oleh sekitar 100 orang dari alumni dan pengurus Pesantren Bahrul Ulum.
Tampak hadir di tengah-tengah peserta Ketua Majelis Pengasuh Bahrul
Ulum, KH Hasib Abd Wahab, serta jajaran pengurus Yayasan Bahrul Ulum.
Lebih
lanjut KH Mahmud menyatakan bahwa, BMT yang dia pimpin saat ini
berangkat dari keprihatinan pengasuh Pesantren Sidogiri atas
merajalelanya bank thtihtil (rentenir) yang beroperasi di sekitar pesantren.
“Ketidakmanfaatan ilmu santri salah satunya dari praktek-praktek rente yang terjadi di sekitar pesantren,” cetus kiai Mahmud.
“Kita
berangkat dari kecil, dari dana yang terkumpul melalui simpanan pokok
yang berjumlah sekitar 13 jutaan,” kata kiai yang memimpin BMT yang saat
ini sudah memiliki perputaran aset lebih dari 3 trilyun ini.
“Kalau ditanya bagaimana bisa seperti saat ini, modalnya hanya bonek (bondo nekad,
red) dan hanya tekad yang kuat untuk turut serta menghapuskan sistem
ekonomi yang dholim, dimana yang besar selalu mendholimi yang kecil,”
lanjutnya.
“Dan yang lebih utama adalah, apakah yang kami lakukan
ini sebagai mas’ulun amama Allah, tanggung jawab kami dihadapan Allah,
untuk turut menghapus kedholiman dan ketidakadilan,” kata kiai Mahmud.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Muslimin Abdilla
sumber
http://www.pcnubalikpapan.or.id/2013/06/kh-mahmud-ali-zain-mengelola-koperasi.html?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter
Tidak ada komentar:
Posting Komentar