Tampilkan postingan dengan label Photo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Photo. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Juni 2012

Jadul 1

(dari sebelah kiri : Sakijan, Kasiman (alm), Wasito, Sarno)
(Dari kiri, Sakijan, Kasiman (alm), Wasito, Sarno)

(dari kiri, Kasiman (alm), Sarno, Warsito, Sakijan, Mr.Chen Taiwan)
(dari kiri, Kasiman (alm), Sarno, Warsito, Sakijan, Mr.Chen Taiwan)
Semua photo diambil di Taiwan oleh Kustanto pada 04 Juni 1989.

Selasa, 01 Mei 2012

MAY DAY



1 Mei, kaum buruh dari seluruh dunia memperingati peristiwa besar demonstrasi kaum buruh di Amerika Serikat pada tahun 1886, yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja.

Tuntutan ini terkait dengan kondisi saat itu, ketika kaum buruh dipaksa bekerja selama 12 sampai 16 jam per hari. Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886 pada awalnya didukung oleh sekitar 250 ribu buruh.

Dalam jangka waktu dua minggu membesar menjadi sekitar 350 ribu buruh. Kota Chicago adalah jantung gerakan diikuti oleh sekitar 90 ribu buruh. Di New York, demonstrasi yang sama diikuti oleh sekitar 10 ribu buruh, di Detroit diikuti 11 ribu buruh. Demonstrasi pun menjalar ke berbagai kota seperti Louisville dan di Baltimore demonstrasi mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam. Sampai pada tanggal 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas, dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut.

Perkembangan ini memancing reaksi yang juga besar dari kalangan pengusaha dan pejabat pemerintahan setempat saat itu. Melalui Chicago’s Commercial Club, dikeluarkan dana sekitar US$ 2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi. Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itu pun berakhir dengan korban dan kerusuhan. Sekitar 180 polisi menghadang demonstrasi dan memerintahkan agar demonstran membubarkan diri.

Sebuah bom meledak di dekat barisan polisi. Polisi pun membabi-buta menembaki buruh yang berdemonstrasi. Akibatnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada tanggal 3 Mei 1886, empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka. Dengan tuduhan terlibat dalam pemboman delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan. Akibat dari tindakan ini, polisi menerapkan pelarangan terhadap setiap demonstrasi buruh. Namun kaum buruh tidak begitu saja menyerah dan pada tahun 1888 kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890.

Rangkaian demonstrasi yang terjadi pada saat itu, tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Bahkan menurut Rosa Luxemburg (1894), demonstrasi menuntut pengurangan jam kerja menjadi 8 jam perhari tersebut sebenarnya diinsipirasikan oleh demonstrasi serupa yang terjadi sebelumnya di Australia pada tahun 1856. Tuntutan pengurangan jam kerja juga singgah di Eropa. Saat itu, gerakan buruh di Eropa tengah menguat. Tentu saja, fenomena ini semakin mengentalkan kesatuan dalam gerakan buruh se-dunia dalam satu perjuangan.

Peristiwa monumental yang menjadi puncak dari persatuan gerakan buruh dunia adalah penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional tahun 1889. Kongres yang dihadiri ratusan delegasi dari berbagai negeri dan memutuskan delapan jam kerja per hari menjadi tuntutan utama kaum buruh seluruh dunia. Selain itu, Kongres juga menyambut usulan delegasi buruh dari Amerika Serikat yang menyerukan pemogokan umum 1 Mei 1890 guna menuntut pengurangan jam kerja dengan menjadikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh se-Dunia.

Delapan jam/hari atau 40 jam/minggu (lima hari kerja) telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO no. 01 tahun 1919 dan Konvensi no. 47 tahun 1935. Khususnya untuk konvensi no. 47 tahun 1935, sampai saat ini, baru 14 negara yang menandatangani konvensi tersebut. Ditetapkannya konvensi tersebut merupakan suatu pengakuan internasional yang secara tidak langsung merupakan buah dari perjuangan kaum buruh se-dunia untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Penetapan 8 jam kerja per hari sebagai salah satu ketentuan pokok dalam hubungan industrial perburuhan adalah penanda berakhirnya bentuk-bentuk kerja-paksa dan perbudakan yang bersembunyi di balik hubungan industrial.

Masalahnya saat ini, semakin banyak buruh yang terpaksa bekerja lebih dari 8 jam perhari. Hal ini disebabkan oleh memburuknya krisis imperialisme yang menekan upah dan mempertinggi biaya kebutuhan pokok untuk kehidupan. Di Indonesia sendiri, perayaan May Day sebagai hari libur telah secara resmi dihapuskan melalui terbitnya UU nomor 13 tahun 2003. Secara tidak langsung, kemenangan buruh dalam gerakan 1 Mei mengalami kemerosotan tajam. Makin lama makin menghilang.

sumber artikel kaskus.us
photo hasil jepretan kamera hp






 

 

 

 

 

 

 




MAY DAY - DI KOTA TANGERANG

Dalam rangka memperingati hari buruh sedunia atau sering disebut dengan MAYDAY, F-SPSI LEM kota Tangerang mengadakan acara konvoi. Konvoi dimulai dari pertigaan Sabar SUbur Jati menuju ke arah Jatake untuk menjemput teman-teman dari PT Gajah Tunggal. Namun teman-teman dari Gajah Tunggal sudah berangkat dan bertemu di jalan akhirnya kita balik arah di depan asrama 203. 

Dari asrama 203 terus kita menyusuri jalan Gatot subroto, di pertigaan pos kita belok kanan melewati depan rumah sakit Sari asih. Dari RS Sari asih kita susuri jalan Imam Bonjol sampai dengan per empatan shinta lalu belok kiri menuju jalan Teuku Umar. Di jalan Teuku umar tepatnya di depan Disnaker kota Tangerang, kita aga tersendat dan sebagian peserta konvoi tertinggal dikarenakan di depan dinasker kota tangerang ada orasi dari teman-teman KASBI. Sehabis bertemu teman-teman KASBI banyak yang tertinggal dari konvoi termasuk sebagian rombongan dari PT Moon Lion. Setelah itu kita menuju ke GOR Damyati, Di situlah acara utama digelar.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari buruh sedunia mengusung tema "HAPUSKAN OUTSOURCING" , "JADIKAN 1 MAY MENJADI HARI LIBUR NASIONAL" dan juga "TOLAK KENAIKAN BBM"